KAJIAN EKONOMI TENAGA KERJA SUB SEKTOR PERKEBUNAN TEMBAKAU BERBASIS GENDER (STUDI KASUS DI DESA SUBOH KECAMATAN KABUPATEN SITUBONDO)
Abstract
Sektor perkebunan di Indonesia setiap tahunnya terus berkembang. Perkembangan sektor perkebunan memiliki arti penting dalam pengembangan pertanian baik skala regional maupun nasional tembakau menjadi salah satu komoditas paling banyak dikembangkan di indonesia selain kelapa sawit. Penyerapan tenaga kerja sub sektor perkebunan khususnya pada komoditi tembakau masih ada ketimpangan, bidang ini masih banyak dijumpai kesenjangan/ketidakadilan gender. Minimnya partisipasi perempuan dalam proses pembangunan khususnya bidang pertanian, membuat program-program yang dijalankan kurang dapat memberikan keadilan kepada perempuan. Pengambil kebijakan umumnya telah membuat banyak kebijakan berkaitan dengan partisipasi perempuan dan keadilan gender untuk pelaksanaan program. Akan tetapi di tingkat pelaksana lapangan ada kesulitan untuk mengimplementasikan program secara lebih berpartisipatif dan berkeadilan bagi perempuan. Penyerapan tenaga kerja laki-laki dan perempuan pada usahatani tembakau di Desa Suboh Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo mulai dari persiapan lahan sampai dengan panen dalam usahatani tembakau yang telah dikonversiakan menjadi 1 hektar yaitu tenaga kerja laki-laki sebesar 71 % (165 orang) dan tenaga kerja perempuan 29 % (69 orang).
Downloads
References
Todaro S. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ke-7. Munandar [penerjemah]. Jakata: IPB Press
West, G.R. 1993. “GRIMP: Input-Output Analysis for Practitioners. Version 7.1. User’sGuide”. Department of Economics, University of Queensland, Queensland
Arjani, N.L. 2006. ”Ketimpangan Gender di Beberapa Bidang Pembangunan” http://ejournal.unud.ac.id/
Anonimous, 2007, Buku Panduan: Pengintegrasian Gender dalam Program Pertanian, Irigasi dan Perikanan, Tim Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (RPUK) dan Black & Veatch
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.