PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA LOKAL BAGI SISWA MELALUI MASYARAKAT ETNIS MADURA MELALUI TRADISI OTO’-OTO’ DALAM MEMBENTUK INTEGRASI SOSIAL SUATU BANGSA

  • Sulistiyani Sulistiyani STKIP Bina Insan Mandiri

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan dampak perubahan di era globalisasi yang sangat ekspansif, di mana seringkali menjarah tradisi lokal dan begitu saja mengganti dengan budaya massa baru yang tidak memiliki akar lokalitas, karena itu budaya global bisa mengancam eksistensi tradisi budaya lokal. Namun yang terjadi dalam tradisi oto’-oto’ ini adalah sebaliknya, yaitu eksistensi tradisi budaya lokal yang diangkat kembali oleh kelompok etnis Madura di wilayah perkotaan. Meskipun demikian niscaya terdapat perubahan tata nilai dan makna yang terkandung di dalamnya, termasuk perbedaan pada prosesi penyelenggaraanya. Penelitian ini memiliki peran dan posisi yang paling strategis dan diharapkan mampu mengisi kekosongan ruang yang belum pernah mendapatkan perhatian, yaitu yang berkaitan dengan tradisi oto’-oto’ yang dijalankan oleh masyarakat Madura yang tinggal di sekitar area Surabaya. Penelitian ini berusaha memotret tradisi yang memiliki akar tradisional dimana unsur lokalitasnya sangat kuat, kemudian tradisi tersebut berlangsung di masyarakat Surabaya yang begitu kompleks. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif interpretatif dan kepustakaan. Adapun untuk memfokuskan arah penelitian yang spesifik maka dalam proposal ini dirumuskan dalam beberapa point permasalahan yaitu tentang sistem penyelenggaraan oto’-oto’ di tengah-tengah masyarakat kota Surabaya yang sangat kompleks; dan integrasi sosial masyarakat asal Madura melalui tradisi oto’-oto’. Sehingga pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil dari penelitian ini dapat dirumuskan upaya pelestarian budaya bangsa yang ditelaah secara fenomenologis dengan konstruksi sosial yang dijadikan pijakan untuk menganalisis tradisi oto’-oto’ yang berlangsung di masyarakat Surabaya pada etnis Madura.


 

References

Aryandini, S. Woro. (2000). Citra Bima Dalam Kebudayaan. Jakarta: UI-
Press.
2. Byrum, J. L., Jarell, R., Munoz, M. (2002). The perceptions of teachers
and administratorson the impact of the initiative. Louisville, KY: Jefferson
County Public Schools. (ERIC Document Reproduction Service No. ED
467761)
3. Catherine Crosby. (2011). How Teacher Learning Communicates
Improve Instruction.HEINEMANN. Portsmouth. NH.
111 | JURNAL IKA: PGSD UNARS VOL.13 NO. 1 JUNI 2023
4. Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Budi
Pekerti. Jakarta:Puskur.
5. Depdiknas. (2001). Pedoman Pengintegrasian Pendidikan Budi
Pekerti. Jakarta: BadanPenelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
6. Groenendael, Victoria M. Clara van. (1987). Tradisi dan budaya. Jakarta:
Pustaka UmumGrafiti.
7. Hazeu, G.A.J. (1979). Kawruh Asalipun Ringgit Sastra Gegapokipin
Kaliyan Agami Ing Jaman Kina. (Dialih bahasa oleh Hardjana H.P dan
dialih aksara oleh Sumarsana). Jakarta Departemen Pendidikan oleh
Kebudayaan Penelitian Buku Bacaan dan Sastra Indonesia danDaerah.
8. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan
Budaya dan KarakterBangsa – Pedoman Sekolah. Jakarta : Badan Penelitian
dan Pengembangan.
9. Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
10.-. (2000). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia
Published
2023-06-30
How to Cite
SULISTIYANI, Sulistiyani. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA LOKAL BAGI SISWA MELALUI MASYARAKAT ETNIS MADURA MELALUI TRADISI OTO’-OTO’ DALAM MEMBENTUK INTEGRASI SOSIAL SUATU BANGSA. Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS, [S.l.], v. 13, n. 1, p. 105-111, june 2023. ISSN 2656-4459. Available at: <https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/article/view/3069>. Date accessed: 14 mar. 2025. doi: https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v13i1.3069.
Section
Articles