PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENCERITAKAN TEKS ANEKDOT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X MIPA 2 SMAN 1 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Abstract
Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari siswa, dimana kemampuan berbicara mempengaruhi kemampuan memahami siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat aspek membaca yang sangat penting untuk pelajari oleh siswa. Teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. Selain bersifat lucu dan menghibur, teks anekdot biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari mengenai orang penting atau terkenal yang merepresentasikan kejadian sebenarnya. Jadi, teks anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh kejadian nyata. Untuk mempermudah siswa dalam meniru ataupun memproduksi secara lisan teks anekdot Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Adapun permasalahan siswa kelas X MIPA 2 adalah dimana siswa tidak memiliki kepercayaan dan juga merasa kurangmemahami bercerita jenis anekdot, adapun Siklus 1 ini guru memberikan materi anekdot dengan menggunakan metode demonstrasi, Siswa pada kegiatan ini sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam kegiatan demonstrasi, dimana siswa mempraktekkan kegiatan memproduksi atau bercerita anekdot, siswa banyak sekali mencoba di kelas untuk bercerita dan mampu mencoba untuk mengekspresikan cerita-cerita lucu yang mereka alami, bagi siswa cerita lucu atau teks anekdot sangat menarik. pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberikan tes praktik menceritakan dengan menggunakan cerita anekdot sebagai tema cerita. Adapun dari 30 siswa yang melakukan tes praktek dimana 20 (dua puluh) siswa sudah bisa bercerita dengan baik dengan mendapat nilai 75. Hal ini mengalamai peningkatan dari hasil praktek di awal yang diketahui hanya 5 (lima) siswa saja yang mampu bercerita dengan baik. Pada Siklus 2 ini banyak siswa sudah menguasai panggung, guru hanya memandu dan memberikan motivasi dan sedikit koreksi kepada anak-anak kelas X MIPA 2. pembelajaran di hari ke 2 ini fokus pada kegiatan demonstrasi bagi siswa-siswa yang mengalami hambatan. Proses pembelajaran di siklus 2 (dua) sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi. Setelah kegiatan inti pembelajaran di akhir pembelajaran guru melakukan tes praktek ke 2 untuk melihat perkembangan pembelajaran dengan metode demonstrasi, praktek bercerita anekdot siklus 2 ini diikuti oleh 30 siswa, dimana tes praktek ini anak-anak mayoritas mendapat nilai 75, sehingga dapat dikatakan siklus 2 ini siswa kelas X MIPA 2 lulus 100 %. sehingga dapat di simpulkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan bercerita teks anekdot.
References
Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Ketrampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang : Yayasan Asah Asih Asuh
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung : Sinar Baru
Maryani, Yani. 2004. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : Pustaka Setia
Mido, Frans. 1994. Cerita Rekaan dan Seluk Beluknya. Flores : Nusa Indonesia
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : UGM University Press
Nurhadi, Yasin. Burhan dan Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang
Rahmanto, B. 1988. Metoda Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius
Rofi’uddin, Ahmad. 1998. Rancangan Penelitian Tindakan. Lokakarya Tingkat Lanjut Penelitian Kualitatif Angkatan VII Tahun 1998 1999. lembaga Penelitian IKIP Malang
Soepono, Bambang. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jember : Depdiknas Direktorat Jember Pendidikan Tinggi Universitas Jember
Sudjiman, Panuti. 1968. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta : Pustaka Jaya
Sukmana, Nanda. 2006. Kajian Sosial Drama Opera Kecoa Karya N. Riantiarno