IMPLEMENTASI BUDAYA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK KELAS III SDIT HARAPAN BUNDA 2 PURWOKERTO
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi budaya sekolah dalam membentuk karakter religius peserta didik kelas III di SDIT Harapan Bunda 2 Purwokerto. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah budaya sekolah dalam membentuk karakter religius peserta didik kelas III SDIT Harapan Bunda 2 Purwokerto dibagi menjadi 2, yaitu budaya sekolah yang bersifat formal diantaranya shalat dhuha, dzikir pagi, hikmah pagi, membaca asmaul husna, tahfidz tahsin, shalat dhuhur, program BPI, shalat jumat, keputrian, dan berdo’a sebelum/sesudah pembelajaran. Adapun budaya sekolah yang bersifat insidental diantaranya mengucapkan salam, bersalaman dengan ustadz/ustadzah, menghormati uztadz/ustadzah, antre mengambil makan/berwudhu, berdoa sebelum/sesudah makan, dan makan sambil duduk dengan menggunakan tangan kanan. Dampak dari implementasi budaya sekolah tersebut adalah adanya perubahan karakter dan sikap pada peserta didik. Faktor pendukungnya adalah ustadzah, peserta didik dan orangtua. Sedangkan faktor penghambatnya adalah lingkungan keluarga, lingkungan rumah dan konsistensi. Solusi untuk mengatasi faktor penghambat adalah dengan mengadakan evaluasi budaya sekolah, menjalin komunikasi dengan orangtua dan memberikan motivasi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi budaya sekolah dalam membentuk karakter religius peserta didik kelas III di SDIT Harapan Bunda 2 Purwokerto. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah budaya sekolah dalam membentuk karakter religius peserta didik kelas III SDIT Harapan Bunda 2 Purwokerto dibagi menjadi 2, yaitu budaya sekolah yang bersifat formal diantaranya shalat dhuha, dzikir pagi, hikmah pagi, membaca asmaul husna, tahfidz tahsin, shalat dhuhur, program BPI, shalat jumat, keputrian, dan berdo’a sebelum/sesudah pembelajaran. Adapun budaya sekolah yang bersifat insidental diantaranya mengucapkan salam, bersalaman dengan ustadz/ustadzah, menghormati uztadz/ustadzah, antre mengambil makan/berwudhu, berdoa sebelum/sesudah makan, dan makan sambil duduk dengan menggunakan tangan kanan. Dampak dari implementasi budaya sekolah tersebut adalah adanya perubahan karakter dan sikap pada peserta didik. Faktor pendukungnya adalah ustadzah, peserta didik dan orangtua. Sedangkan faktor penghambatnya adalah lingkungan keluarga, lingkungan rumah dan konsistensi. Solusi untuk mengatasi faktor penghambat adalah dengan mengadakan evaluasi budaya sekolah, menjalin komunikasi dengan orangtua dan memberikan motivasi