KESIAPAN PROFESIONALISME GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF: KAJIAN RELEVAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SMK
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan profesional guru mata pelajaran produktif ketika melaksanakan kurikulum merdeka di sekolah kejuruan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan tujuan utama penelitian. Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kemampuan siswa di sekolah kejuruan. Siswa pada umumnya harus menguasai pelajaran ini dengan baik karena menentukan bidang keahliannya ketika memasuki lapangan, untuk melaksanakan magang kerja industri, atau untuk dunia kerja. Oleh karena itu pembelajaran mata pelajaran produktif ini harus dilakukan secara efektif dan efisien. Akan tetapi, berdasarkan observasi awal pada siswa kelas XI menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah karena hanya 10% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di sekolah yaitu 75. Model, metode dan strategi pembelajaran yang digunakan siswa tidak sesuai dengan karakter siswa, sehingga mereka tidak dapat memahami materi dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar yang diperolehnya.
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan profesional guru mata pelajaran produktif ketika melaksanakan kurikulum merdeka di sekolah kejuruan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan tujuan utama penelitian. Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kemampuan siswa di sekolah kejuruan. Siswa pada umumnya harus menguasai pelajaran ini dengan baik karena menentukan bidang keahliannya ketika memasuki lapangan, untuk melaksanakan magang kerja industri, atau untuk dunia kerja. Oleh karena itu pembelajaran mata pelajaran produktif ini harus dilakukan secara efektif dan efisien. Akan tetapi, berdasarkan observasi awal pada siswa kelas XI menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah karena hanya 10% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di sekolah yaitu 75. Model, metode dan strategi pembelajaran yang digunakan siswa tidak sesuai dengan karakter siswa, sehingga mereka tidak dapat memahami materi dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar yang diperolehnya.