MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL ARCS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS 6 DI SD NEGERI 2 PELEYAN KAPONGAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Abstract
Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menanamkan rasa percaya diri dan bangga pada siswa, membangkitkan minat atau perhatian serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengevaluasi diri. Model pembelajaran ini dirancang dan dapat digunakan oleh guru untuk mempengaruhi tingkat keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Dari uraian penyebab tersebut yang utama adalah guru kurang menggunakan metode yang bervaria. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah PTK dengan berkolaborasi dengan guru yang dilakukan 2 siklus. Dalam PTK ada 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data primer dengan menggunakan tes ulangan dan observasi dengan di checklist, dan data sekunder dengan wawancara. Peneliti menggunakan keharusan nilai sasaran atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menentukan kriteria sukses untuk menganalisis data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Meningkatkan hasil belajar Siswa mencapai 92% melalui Penerapan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mata pelajaran matematika materi pokok Pecahan campuran kelas 6 di SD Negeri 2 Peleyan Kapongan tahun pelajaran 2021/2022. Meningkatkan aktivitas belajar Siswa mencapai 93% kategori sangat aktif melalui Penerapan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mata pelajaran matematika materi pokok Pecahan campuran kelas 6 di SD Negeri 2 Peleyan Kapongan tahun pelajaran 2021/2022.
Abstract
Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menanamkan rasa percaya diri dan bangga pada siswa, membangkitkan minat atau perhatian serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengevaluasi diri. Model pembelajaran ini dirancang dan dapat digunakan oleh guru untuk mempengaruhi tingkat keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Dari uraian penyebab tersebut yang utama adalah guru kurang menggunakan metode yang bervaria. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah PTK dengan berkolaborasi dengan guru yang dilakukan 2 siklus. Dalam PTK ada 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data primer dengan menggunakan tes ulangan dan observasi dengan di checklist, dan data sekunder dengan wawancara. Peneliti menggunakan keharusan nilai sasaran atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menentukan kriteria sukses untuk menganalisis data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Meningkatkan hasil belajar Siswa mencapai 92% melalui Penerapan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mata pelajaran matematika materi pokok Pecahan campuran kelas 6 di SD Negeri 2 Peleyan Kapongan tahun pelajaran 2021/2022. Meningkatkan aktivitas belajar Siswa mencapai 93% kategori sangat aktif melalui Penerapan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mata pelajaran matematika materi pokok Pecahan campuran kelas 6 di SD Negeri 2 Peleyan Kapongan tahun pelajaran 2021/2022.
References
Bandura. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo
Bohlin, Roy M. 2007. Motivation in instructional design: Comparison of an American and a Soviet model, Journal of Instructional Development
Bower dan Hilgard, 2005. The New Source Book For Teaching Reasoning and Problem Solving In Elementary School. Boston: Allyn and Bacon.
DeCecco,2008. Effects of Learning Together Model of Cooperative Learning on English as a Foreign Language Reading Achievement, Academic Self-Esteem, and Feelings of School Alienation. Bilingual Research Journal, 27:3
Gagne, Robert M. dan Driscoll, Marcy P. 2008. Essentials of learning for instruction.
Hamalik Oemar. 2003. Inovasi Pendidikan. Bahan kajian Perkuliahan Inovasi Pendidikan. Bandung.
Herndon, James N. 2007. Learner interests, achievement, and continuing motivation in instruction, Journal of Instructional Development, Vol. 10 (3), 11-14.
J. Mursell dan Nasution, 2000. Memacu masyarakat berprestasi. Terjemahan Siswo Suyanto dan W.W. Bakowatun. Jakarta: CV. Intermedia
Keller, John M. 2003. Motivational design instruction dalam Charles M Reigeluth.
Keller dan Kopp. 2007. Cooperative Learning Method: A Meta-Analysis, Tersedia: http://www.co-operation.org/pages/clmethods. html (6 September 2012)
Kosasi, 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lesser. 2008. Learning. Educational Leadership, 22 September 2012
Morris, William.2001. The American heritage dictionary of English language. Boston
Martin dan Briggs. 2006. Cooperative learning Second Edition. Massachusett: Allyn and Bacon Publisher.
Nasution, 2007. Mencari strategi pengembangan pendidikan nasional menjelang abad XXI, 165-175. Jakarta: Grasindo
Ningtiash. 2007. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Ditjen Bimbaga Islam
Nurkanca dan Sumartana, 2000. Studi tentang model peningkatan motivasi berprestasi siswa, Laporan penelitian. Palembang.
Semiawan Conny, 2002. Pembelajaran Terpadu. Materi Pokok PGSD. Jakarta: UT
Sriyono. 2006. Strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Jakarta: Grasindo
Suhaenah Suparno, 2000. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, PT, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sugijono. 2005. Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Bandung, CV. Alfabeta
Petri, 1986. Memacu masyarakat berprestasi. Terjemahan Siswo Suyanto dan W.W. Bakowatun. Jakarta: CV. Intermedia
Prayitno, 2009 . Motivasi dalam belajar. Jakarta: PPPLPTK
Purwanti. 2006. Psikologi pendidikan: Materi pendidikan bimbingan konseling di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Depdikbud
Trinandita. 2004. Evaluasi diri demi peningkatan mutu pendidikan. Jakarta: Grasindo
Woodruff. 2006. Cooperative Learning, Gramedia Widyasarana Indonesia, Jakarta