PENGARUH PENGGUNAAN TEH KOMPOS UNTUK MENEKAN PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN (Pantoea sp.) PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

  • Sasmita Sari Fakultas Pertanian, Universitas Abdurachman Saleh

Abstract

Pantoea sp. merupakan patogen penyebab penyakit hawar daun tanaman jagung. Patogen ini menyerang tanaman jagung hibrida dan jagung manis. Serangan penyakit hawar daun di lahan bervariasi, yaitu sekitar 1-8%. Sampai saat ini belum ada upaya pengendalian yang efektif untuk mengendalikan penyakit hawar daun tanaman jagung. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian yang tidak berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan, salah satunya dengan memanfaatkan teh kompos. Tujuan penelitian  ini ialah untuk mengetahui potensi teh kompos sebagai pengendali penyakit dan pengaruhnya terhadap perkembangan penyakit hawar daun (Pantoea sp.) pada tanaman jagung. Berdasarkan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa teh kompos aerobik dan anaerobik mempunyai potensi dalam menekan perkembangan Pantoea sp. Hal ini terlihat dari intensitas serangan penyakit pada tanaman yang diaplikasi teh kompos lebih rendah dibanding dengan kontrol karena di dalam teh kompos terdapat mikroba antagonis yang mampu  menghasilkan antibiotik.


 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agrios, G. N. 2005. Plant Pathology. Elsevier Acad. Press. Landon. New York.

Alexander, M. 1997. Introduchtion to Soil Microbiology.Cornell University Published Simutaneuogy in Canada. Canada.

Anonim. 2011. Pantoea agglomerans. http://en.wikipedia.org/wiki/Pantoea_agglomerans. di akses tanggal 5 Oktober 2012.

Anonim. 2012. Stewart Wilt. http://en.wikipedia.org/wiki/Stewart. diakses tanggal 19 September 2012.

BBC, L. 2001 dalam Nadiah, A. 2011. Teh Kompos yang Kaya Manfaat. POPT Ahli Pertama BBP2TP Surabaya.

Dearborn, Y. 2011. Compost Tea. San Francisco Department of Environment.

Deptan. 2004. Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. www.deptan.go.id. 2004.

Deptan. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Deptan. 51 p.

Deptan. 2006. Jenis-jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Golongan I dan Golongan II (Kategori A1). Departemen Pertanian RI.

Deptan. 2007. Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. www.deptan.go.id. 2007.

Eastburn, D. M. 1996. Stewart’s Wilt and Blight of Sweet Corn. Department of Crop Sciences University of Illinois at Urbana-Champaign.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hamzah, A dan Priyadarshini, R. 2009. Teknologi Teh Kompos dari Limbah Ulat Sutera: Peranannya terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur. Prosiding Seminar Hasil Nasional FTP UNUD.

Hidayati, Y.A., Harlia, A., Benito, T.B. dan Kurnani, A. 2012. Identifikasi Jamur dan Bakteri pada Proses Pengomposan Kotoran Domba sebagai Penunjang Sanitasi Lingkungan. Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan. Universitas Padjadjaran.

Ingham E. 2005. The Compost Tea Brewing Manual. Edisi ke-5. Oregon: US Printings, Soil Foodweb Incorporated.

Kurniawan, A., R. 2008. Fase Pertumbuhan Bakteri. http://chemicalzone.blogspot.com/2008/06/fase-pertumbuhan-bakteri_18.html. Diakses tanggal 28 Juni 2012.

Lilis, S. 2012. Karakterisasi Bakteri Patogen Penyebab Penyakit Layu dan Hawar Daun Tanaman Jagung. Universitas Brawijaya. Malang.

Malvick, D. K. 1997. Stewart’s Leaf Blight of Dent Corn. University of Illinois at Urbana-Champaign.

Pataky, J.K., Michener, P. M. dan Freeman, N. D. 2003. Relationships Between Reactions of Sweet Corn Hybrids to Stewart’s Wilt and Incidence of Systemic Infection by Erwinia stewartii. University of Illinois, Urbana.

Rai, M. K.2006. Handbook of Microbial Biofertilizer. Foor ProductionPress. New York.

Sayre, L. 2004. Compost Tea Research Enters Second Years. The New Farm Research.

Schaad, N. W., Jones, J. B. dan Chun, W. 2001. Plant Pathogenic Bacteria. For Bacteriology Committee of The American Phytopathological Society. APS Press.

Schegel H. S. 2000. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sinclair J B , Backman P A. 1989. Compendium of Soybean Diseases. 3 rd Ed. The American Phytopathological So-ciety. United States of America.

Syekhfani. 2006. Teknologi Teh Kompos untuk Mendukung Sistem Pertanian Berkelanjutan. Pelatihan Dosen-Dosen Se-Jawa dan Bali. Kerjasama BKSDM Dikjen Dikti Depdiknas Universitas Brawijaya Malang.

Tenuta, M. 2007. Plant Growt Promoting Rhizobacteria: prospects for increasing nutrient acquisition and disease control. Available at: http://www.umanitoba.ca./afs/agronomis_conf/2003/pdf/tenuta_rhizobacteria.pdf.

Valenzuela , G. M., Rojas, H. V. S. and Martinez, D.O. 2007. First Report of Pantoea agglomerans Causing Leaf Blight and Vascular Wilt in Maize and Sorghum in Mexico. Centro de Investigación en Alimentación y Desarrollo-Delicias, Chihuahua, 33089, México, 91 (10): 1,365.1 - 1,365.1

Weltzein, H.C. 1991. Biocontrol of foliar fungal disease dalam Andrews, J.H. & S.S. Hirano. Microbial ecology of leaves. Springer Verlag. Berlin. pp. 430-445.
Published
2017-06-22
How to Cite
SARI, Sasmita. PENGARUH PENGGUNAAN TEH KOMPOS UNTUK MENEKAN PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN (Pantoea sp.) PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.). AGRIBIOS, [S.l.], v. 14, n. 1, p. 7-20, june 2017. ISSN 2723-7044. Available at: <https://unars.ac.id/ojs/index.php/agribios/article/view/145>. Date accessed: 26 nov. 2024.
Section
Articles