PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DI PERAIRAN PASIR PUTIH SITUBONDO

  • Anita Diah Pahlewi Prodi Teknik Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
  • Herdiana Rahayu Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Kabupaten Bondowoso

Abstract

Kawasan pesisir Pasir Putih merupakan salah satu wisata bahari andalan Kabupaten Situbondo. Pengetahuan mengenai kualitas perairan Pasir Putih sangat penting untuk dilakukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan tingkat kualitas air sebagai gambaran kualitas perairan Pasir Putih. Pengambilan data kualitas air menggunakan metode insitu yaitu pengambilan data secara langsung di lapangan dan pengambilan data melalui pengujian di laboratorium. Analisa data hasil pengukuran parameter kualitas air yang didapatkan kemudian dihitung dengan metode Indeks Pencemaran. Perbandingan data hasil pengukuran parameter kekeruhan dan TSS dengan baku mutu untuk wisata bahari menunjukkan bahwa kekeruhan dan TSS nilainya tidak melebihi nilai standar baku mutu yang ditetapkan.Nilai pengujian pH, DO, BOD, dan fosfat berada pada rentang nilai yang diijinkan oleh standar baku mutu, kecuali nitrat yang melebihi nilai ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan. Nilai Indeks Pencemaran Stasiun 1 sebesar 8.815; Stasiun 2 sebesar 7.943; Stasiun 3 sebesar 8.932; Stasiun 4 sebesar 8.656; Stasiun 5 sebesar 9.432; Stasiun 6 sebesar 9.178. Berdasarkan hubungan tingkat ketercemaran dengan kriteria Indeks Pencemaran dapat diketahui bahwa status mutu air Stasiun 1 hingga Stasiun 6 tercemar sedang karena 5,0 ≤ PIj ≤10.

Downloads

Download data is not yet available.

Abstract

Kawasan pesisir Pasir Putih merupakan salah satu wisata bahari andalan Kabupaten Situbondo. Pengetahuan mengenai kualitas perairan Pasir Putih sangat penting untuk dilakukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan tingkat kualitas air sebagai gambaran kualitas perairan Pasir Putih. Pengambilan data kualitas air menggunakan metode insitu yaitu pengambilan data secara langsung di lapangan dan pengambilan data melalui pengujian di laboratorium. Analisa data hasil pengukuran parameter kualitas air yang didapatkan kemudian dihitung dengan metode Indeks Pencemaran. Perbandingan data hasil pengukuran parameter kekeruhan dan TSS dengan baku mutu untuk wisata bahari menunjukkan bahwa kekeruhan dan TSS nilainya tidak melebihi nilai standar baku mutu yang ditetapkan.Nilai pengujian pH, DO, BOD, dan fosfat berada pada rentang nilai yang diijinkan oleh standar baku mutu, kecuali nitrat yang melebihi nilai ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan. Nilai Indeks Pencemaran Stasiun 1 sebesar 8.815; Stasiun 2 sebesar 7.943; Stasiun 3 sebesar 8.932; Stasiun 4 sebesar 8.656; Stasiun 5 sebesar 9.432; Stasiun 6 sebesar 9.178. Berdasarkan hubungan tingkat ketercemaran dengan kriteria Indeks Pencemaran dapat diketahui bahwa status mutu air Stasiun 1 hingga Stasiun 6 tercemar sedang karena 5,0 ≤ PIj ≤10.

References

Effendi H. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: PT Kanisius, 2003

Hamuna, Baigo., Tanjung, Rosye H.R., Suwito, Maury, Hendra K., Alianto. (2018). Kajian kualitas air laut dan indeks pencemaran berdasarkan parameter fisika-kimia di Perairan Distrik Depapre Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan,16(1), 35-43.

Hariyadi S dan Effendi H. (2016). Penentuan Status Kualitas Perairan Pesisir. Bahan Perkuliahan. Bogor: IPB.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2004). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2003). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Matahelumual, B.C. (2007). Penentuan Status Mutu Air dengan Sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang. Jurnal Geologi Indonesia,2(2), 113-118.

Mishra, P., Panda, U.S., Pradhan, U., Kumar, C.S., Naik, S., Begum, M., Ishwarya, J. (2015). Coastal Water Quality Monitoring and Modelling off Chennai City. Procedia Engineering, 116, 955-962.

P Anrosana, I. A., Gemaputri, A. A.(2017). Kajian Daya Dukung (Carrying capacity) Lingkungan Perairan Pantai Pasir Putih Situbondo bagi Pengembangan Usaha Keramba Jaring Apung, Jurnal Ilmiah INOVASI, 17(2),73-79.

Patty, S.I., Arfah, Hairati, Abdul M.S. (2015). Zar hara (fosfat, nitrat), oksigen terlarut dan pH kaitannya dengan kesuburan di perairan jikumerasa, pulau buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1(1),43-50.

Pemerintah Republik Indonesia. (1990). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air.

Pemerintah Kabupaten Situbondo. (2012). Peraturan Bupati Situbondo Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pencadangan Kawasan Terumbu Karang Pasir Putih sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Situbondo.

Subagio, I. B., Aunurohim. (2013). Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir Putih, Situbondo, Jurnal Sains dan Seni POMITS, 2 (2), E-159 – E-165.

Sukandar, Harsindhi CJ, Dewi CSU, Handayani M, Maulana AW, Supriyadi, Bahroni A. (2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur).
Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.

Google Earth. (2020). Situbondo Maps.
Published
2020-12-17
How to Cite
PAHLEWI, Anita Diah; RAHAYU, Herdiana. PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DI PERAIRAN PASIR PUTIH SITUBONDO. CERMIN: Jurnal Penelitian, [S.l.], v. 4, n. 2, p. 269-280, dec. 2020. ISSN 2615-3238. Available at: <https://unars.ac.id/ojs/index.php/cermin_unars/article/view/770>. Date accessed: 18 may 2024. doi: https://doi.org/10.36841/cermin_unars.v4i2.770.
Section
Articles