RESPON DUA VARIETAS KUBIS (Brassica oleracea L.) DATARAN RENDAH TERHADAP DOSIS PUPUK NPK
Abstract
Budidaya tanaman kubis awalnya hanya ditanam di daerah dataran tinggi. Dalam perkembangannya, kubis mulai banyak ditanam di dataran menengah dan bahkan di dataran rendah. Hal ini seiring dengan ditemukannya varietas - varietas baru yang sesuai untuk daerah dataran rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan petani kubis dataran rendah agar meningkatkan produktivitas kubis di daerah dataran rendah dengan menggunakan varietas, dosis pemupukan dan perawatan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon dua varietas Kubis dataran rendah terhadap dosis pupuk di dataran rendah. Penelitian dilakukan di lahan milik petani daerah Kabupaten Kebumen. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan RAK dengan dua faktor yaitu Varietas dan dosis pupuk. Data hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan metode LSD pada α=5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan V2 yaitu Grand 22 mempunyai adaptasi yang lebih baik di daerah Surotrunan Kebumen. Pupuk rekomendasi P3 yaitu (150 kg/ha Urea,200 kg/ha SP36, 150 kg/ha KCL). Masih memungkinkan dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis yang lebih tinggi.
Downloads
Abstract
Budidaya tanaman kubis awalnya hanya ditanam di daerah dataran tinggi. Dalam perkembangannya, kubis mulai banyak ditanam di dataran menengah dan bahkan di dataran rendah. Hal ini seiring dengan ditemukannya varietas - varietas baru yang sesuai untuk daerah dataran rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan petani kubis dataran rendah agar meningkatkan produktivitas kubis di daerah dataran rendah dengan menggunakan varietas, dosis pemupukan dan perawatan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon dua varietas Kubis dataran rendah terhadap dosis pupuk di dataran rendah. Penelitian dilakukan di lahan milik petani daerah Kabupaten Kebumen. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan RAK dengan dua faktor yaitu Varietas dan dosis pupuk. Data hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan metode LSD pada α=5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan V2 yaitu Grand 22 mempunyai adaptasi yang lebih baik di daerah Surotrunan Kebumen. Pupuk rekomendasi P3 yaitu (150 kg/ha Urea,200 kg/ha SP36, 150 kg/ha KCL). Masih memungkinkan dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis yang lebih tinggi.
References
Firmansyah, I., M. Syakir dan L. Lukman. 2017. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melonngena L.). Hortikultura, 27(1): 69-78.
Gardner, F. P., R. B. Pearce and R. L. Mitchell. 1991. Phsyology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh Herawati Susiolo). Jakarta. University of Indonesia.
Gomies, L., H. Rehatta dan J. Nandissa. 2012. Pengaruh Pupuk Organik Cair RI1 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.). Agrologia, 1(1): 13-30.
Prawiranata. W, S. Haran, T. . 1991. Fisiologi Tumbuhan jilid III. Bandung. Institut Teknologi Bandung. 343 hal.
Setiyati. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Institut Pertanian Bogor Press.
Sinclair, Thomas R. (1999). "Batas Hasil Tanaman" . Tumbuhan dan Populasi: apakah ada waktu? . Seminar. Washington DC: Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional. doi : 10.17226 / 9619 . ISBN 978-0-309-06427-9 . Diarsipkan dari versi asli
Waugh, D.L., R.B. Cate, L.A. Nelson. 1973. Discontinuous model for rapid correlation, interpretation, and utilization of soil analysis and fertilizer response data. Technical Buletin 7. North Carolina State University Agricultural Experiment Station.