Analisis Sima’ dalam Perspektif Tamam Hasan

  • Muhammad Jaohar Tsani Universitas Pendidikan Indonesia
  • Uswah Mujahidah Rasuna Said Universitas Pendidikan Indonesia
  • Asep Sopian Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pembentukan kaidah nahwu melalui konsep Sima’ dalam perspektif Tammam Hasan. Fenomena ini penting karena banyak pembelajar bahasa Arab yang hanya memahami ilmu nahwu dari segi praktik penggunaannya, tanpa memperhatikan aspek historis dan pembentukan kaidahnya. Sima’ merupakan salah satu sumber utama dalam pembentukan kaidah ilmu nahwu, bersama dengan Al-Qur’an, Hadis, dan kalam Arab. Tammam Hasan mengklasifikasikan Sima’ menjadi tiga bagian: Al-Qur’an, kalam Arab (puisi dan prosa), dan riwayah. Tammam Hasan menolak anggapan bahwa bahasa Fusha merupakan bahasa atau dialek suku Quraisy, dengan memberikan argumen bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas, bukan dialek Quraisy, dan mengutip banyaknya qiraah yang mencakup dialek Arab lainnya. Selain itu, kriteria pemilihan puisi sebagai dasar pembentukan kaidah nahwu adalah dari masa al-jahiliyyah hingga al-mutaqoddimin. Melalui analisis konsep Sima’ dalam perspektif Tammam Hasan, dapat dilihat bahwa penggunaan sumber-sumber lain dalam pembentukan kaidah nahwu tidak mungkin dilakukan tanpa adanya Sima’. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman lebih lanjut terhadap proses pembentukan kaidah nahwu dan peran Sima’ dalam konteks tersebut.

Downloads

Download data is not yet available.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pembentukan kaidah nahwu melalui konsep Sima’ dalam perspektif Tammam Hasan. Fenomena ini penting karena banyak pembelajar bahasa Arab yang hanya memahami ilmu nahwu dari segi praktik penggunaannya, tanpa memperhatikan aspek historis dan pembentukan kaidahnya. Sima’ merupakan salah satu sumber utama dalam pembentukan kaidah ilmu nahwu, bersama dengan Al-Qur’an, Hadis, dan kalam Arab. Tammam Hasan mengklasifikasikan Sima’ menjadi tiga bagian: Al-Qur’an, kalam Arab (puisi dan prosa), dan riwayah. Tammam Hasan menolak anggapan bahwa bahasa Fusha merupakan bahasa atau dialek suku Quraisy, dengan memberikan argumen bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas, bukan dialek Quraisy, dan mengutip banyaknya qiraah yang mencakup dialek Arab lainnya. Selain itu, kriteria pemilihan puisi sebagai dasar pembentukan kaidah nahwu adalah dari masa al-jahiliyyah hingga al-mutaqoddimin. Melalui analisis konsep Sima’ dalam perspektif Tammam Hasan, dapat dilihat bahwa penggunaan sumber-sumber lain dalam pembentukan kaidah nahwu tidak mungkin dilakukan tanpa adanya Sima’. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman lebih lanjut terhadap proses pembentukan kaidah nahwu dan peran Sima’ dalam konteks tersebut.

References

Addaraini, A. F. M., Huda, M., & Machmudah, U. (2022). Kritik Epistemologi Nahwu Imam Sibawaih (750 – 793 M) Berdasarkan Pemikiran Nahwu Modern Tammam Hasan (1918 – 2011 M). Nady Al-Adab : Jurnal Bahasa Arab, 19(2), 48–63.

Ahmad, N. H. (1991). Al-Minhaj al-Wasfi fi Kitab Sibawayh (Disertasi). Universitas Baghdad, Baghdad.

al Ghalayini, M. (2010). Jaami’ ad-Durus al-Arabiyah. Lebanon: DKI Beirut.

Aliyah, S. (2015). Ummiyat Arab Dan Ummiyat Nabi . Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama, 16(1), 1–20.

al-Zuhailli, W. (2016). Tafsir al-Munir: Aqidah, Syari’ah, dan Manhaj (5th ed., Vol. 1). Jakarta: Gema Insani.

Anshori, A. (2013). Ulumul Quran. Jakarta: Rajawali Press.

As-Suyuthi, J. (2006). al-Iqtirah fi ushul al-nahwi (2nd ed.). Beirut: Dar al-Bayruti.

Basith, A. (2017). تيسير تعليم النحو العربي عند تمام حسان. An Nabighoh, 17(1), 1–16.

Fauziah, I. M., Abdurrahman, M., & Sopian, A. (2021). Al-Simā ‘Inda Sībawaih fī Ushul An-Nahwi. Lisanudhad, 8(1). https://doi.org/10.21111/lisanudhad.v8i1.6301

Febriyanti, U., Abdurrahman, M., & Sopian, A. (2021). Is Historical Study of Nahwu on Madrasah Basra and Kufa Important to Teach? The Analysis of Opinion on Indonesian AFL Students. Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 9(1), 25–34. https://doi.org/10.23971/altarib.v9i1.2522

Firda, M. I., & Sopian, A. (2023). Ushul Al-Nahwi Al-Arabi: Analisis Penerapan Qiyas Dari Perspektif Basrah dan Kuffah. Ukazh: Journal of Arabic Studies, 4(2), 609–619. https://doi.org/10.37274/ukazh.v4i2.871

Fuadah, N., & Shohib, Muh. I. (2022). Ushul an-Nahwi (Kajian Epistimologi Sintaksis Arab). Lisan An Nathiq, 4(1), 83–94.

Gani, S. (2020). Al-Qiyas Dalam Usul Al-Nahwi. A Jamiy: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 5(1), 1–12.

Hasan, T. (1981). Al Ushul: Dirosat Ibistimologiyatil Ushulil Fikril Lughowil Arobi. Lebanon: Darul Tsaqofah.

Hasan, T. (2007). Ijtihad Lughowiyah. Kairo: Alamul Kutub.

Hasan, T. (n.d.). al Ushul, dirasat estimologi li Ushul al Fikr al Lughowi al ’Arabi. Daar al-Tsaqofah.

Hasibuan, A. S., & Siddiq, G. (2020). Interelation of Qiyās Ushul Nahwi & Qiyās Ushul Fiqh In Islamic Law Construction Framework. Law Development Journal, 2(3), 402–411. https://doi.org/10.30659/ldj.2.3.402-411

Hassan, T. (2000). Al-Usul. Kairo: Alamul Kutub.

Ilmi, A. (2020). Muannats Simai’iy Dalam Al-Qur’an (Analisis Sintaksis) (Skripsi). Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Jumhana, N. (2014). Studi tentang Metode Qiyas dan Kedudukannya dalam Taqid an-Nahwi. Al Qalam. Al Qalam, 31(2), 213–236.

Masruroh, S. P. (2019). Maf’u
Nahlah, A. M. (2002). Ushul al Nahwi al ’Arabiy. Beirut: Daar al-Ma’rifah aljaami’ah.

Nola, J. G., & Yasmadi, Y. (2023). Perkembangan dan Urgensi Ushul an-Nahwi. Lisaanuna Ta`lim Al-Lughah Al-Arabiyah : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 6(2), 156–160.

Rappe, R. (2017). Kaidah Perubahan bentuk isim mufrad menjadi bentuk mutsana’ dan bentuk jama’ . Jurnal Shaut Al-’Arabiyah, 5(1), 91–108.

Raswan, R. (2015). Ijtihad-ijtihad (Interpretasi) Kebahasaan Tammam Hassan. Al-Ma’rifah, 12(01), 53–69. https://doi.org/10.21009/ALMAKRIFAH.12.01.06

Ratnasari, D., & Putra, E. M. (2023). Pengambilan Dalil Dari Al-Qur’an Dalam Ushul Nahwu. Al-Maraji’: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 7(1), 10–21.

Ra’uf, A. Z. (2004). USHUL AL-NAHWI: Kajian tentang Dasar Bangunan Sintaksis Arab . Ulul Albab, 5(2), 110–118.

Rini, R. (2019). Ushul al-Nahwi al-Arabi : Kajian Tentang Landasan Ilmu Nahwu. Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab, 3(1), 145–162. https://doi.org/10.29240/jba.v3i1.773

Rizal, M., Abdurrahman, M., & Sopian, A. (2021). Sumber Landasan dalam Merumuskan kaidah-kaidah Nahwu dan Signifikansinya untuk Pembelajaran Bahasa Arab. DAYAH: Journal of Islamic Education, 4(2), 208–222. https://doi.org/10.22373/jie.v4i2.9443

Shalihah, S. (2019). al-Ijma’ dalam Kajian Ushul al-Nahwi al-Arabi. Al-Ittijah : Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan Bahasa Arab, 10(1), 80–93. https://doi.org/10.32678/al-ittijah.v10i01.1241

Syakir, M., Jundurrahman, M., Fauzaan, F., & Shaqil, S. A. (2022). Man Shabara Dzafira Kajian Analisis Deskriptif tentang pribahasa Arab. Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies, 2(2), 79–84.

Tohe, A. (2005). Bahasa Arab Fusha Dan Amiyah Serta Problematikanya. Jurnal Bahasa Dan Seni, 33(2), 200–214.
’Umar, M. F. (1991). al-Hadits al-Syarif fi Nahw Ibn Hisyam. Kairo: al¬ ’Ummanah.

Wahab, M. A. (2009). Pemikiran Linguistik Tammam Hasan dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: UIN Press.

Zaky, A. (2019). Ushul Nahwi Sejarah Dan Perkembangannya. Jurnal Waraqat, 4(1), 17–31.

Zubaidillah, Muh. H. (2018). Pengantar Ilmu Nahwu belajar bahasa Arab sampai bisa. Amuntai: Hemat.
Published
2024-05-14
How to Cite
TSANI, Muhammad Jaohar; SAID, Uswah Mujahidah Rasuna; SOPIAN, Asep. Analisis Sima’ dalam Perspektif Tamam Hasan. CERMIN: Jurnal Penelitian, [S.l.], v. 8, n. 1, p. 99-110, may 2024. ISSN 2615-3238. Available at: <https://unars.ac.id/ojs/index.php/cermin_unars/article/view/4289>. Date accessed: 21 dec. 2024. doi: https://doi.org/10.36841/cermin_unars.v8i1.4289.