ANALISIS EFISIENSI DAN KEUNTUNGAN USAHA TANI TEBU METODE KONVENSIONAL DAN SINGLE BUD PLANTING (STUDI KASUS DI KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO)

  • Endang Suhesti Fakultas Pertanian, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan struktur biaya, produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani tebu metode konvensional  dengan metode SBP. Metode yang digunakan adalah metode survei, data-data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, untuk menganalisa struktur biaya dilakukan dengan membandingkan komposisi komponen-komponen usahatani dengan penyajian data melalui tabel sedangkan untuk membandingkan usahatani dilakukan dengan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan struktur biaya antara usahatani tebu metode konvensional  dengan metode SBP Perbedaannya yaitu pada item pengadaan sarana produksi seperti benih dan pupuk yang digunakan petani serta penggunaan tenaga kerja. (2) rata-rata total biaya per hektar usaha tani tebu metode konvensional  adalah Rp. 19.696.182,- sedangkan metode SBP adalah Rp. 24.291.007,-.. Rata-rata pendapatan per hektar petani metode konvensional  adalah sebesar Rp. 28.746.761,- dan petani metode SBP adalah sebesar Rp. 32.733.016,-. Dari perhitungan B/C ratio, kedua metode dapat memberikan keuntungan yang tinggi.  Setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan, akan memberikan keuntungan sebesar 1,35 satuan (untuk metode konvensional) dan 1,46 satuan (untuk metode SBP). Berdasarkan rasio R/C didapat bahwa kedua usahatani ini menguntungkan, tetapi yang paling menguntungkan adalah usahatani metode SBP.

Downloads

Download data is not yet available.

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan struktur biaya, produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani tebu metode konvensional  dengan metode SBP. Metode yang digunakan adalah metode survei, data-data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, untuk menganalisa struktur biaya dilakukan dengan membandingkan komposisi komponen-komponen usahatani dengan penyajian data melalui tabel sedangkan untuk membandingkan usahatani dilakukan dengan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan struktur biaya antara usahatani tebu metode konvensional  dengan metode SBP Perbedaannya yaitu pada item pengadaan sarana produksi seperti benih dan pupuk yang digunakan petani serta penggunaan tenaga kerja. (2) rata-rata total biaya per hektar usaha tani tebu metode konvensional  adalah Rp. 19.696.182,- sedangkan metode SBP adalah Rp. 24.291.007,-.. Rata-rata pendapatan per hektar petani metode konvensional  adalah sebesar Rp. 28.746.761,- dan petani metode SBP adalah sebesar Rp. 32.733.016,-. Dari perhitungan B/C ratio, kedua metode dapat memberikan keuntungan yang tinggi.  Setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan, akan memberikan keuntungan sebesar 1,35 satuan (untuk metode konvensional) dan 1,46 satuan (untuk metode SBP). Berdasarkan rasio R/C didapat bahwa kedua usahatani ini menguntungkan, tetapi yang paling menguntungkan adalah usahatani metode SBP.

References

Anonim. 2007. Tebu. http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu 14 September 2007.

Anonim, 2011. Cetak biru Road Map Swasembada Gula Nasional.Kementrian pertanian. 29 hal.

Anonim, 2011. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Email: isri@telkom.net, sugarresearch.institute@gmail.com. www.sugarresearch.org

Aji, P. 2011. Optimalisasi Teknik Budidaya Untuk Setiap Fase Kehidupan Tanaman Tebu.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Propspek dan Arah Penembangan Agribisnis Tebu. Departemen Pertanian

Gatot Irianto. 2003, Tebu Lahan Kering dan Kemandirian Gula Nasional.Balai Penelitian groklimat dan Hidrologi. Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 20 25 Agustus 2003.

Hunsigi, G. 1993a. Production of sugarcane: theory and practice. 245- Springer-Verlag:Berlin

Hunsigi, G. 2001. Sugarcane in Agricultural and Industry. 471. Printed in India at Eastern Press Pvt Ltd., Bangalore.

Litbang Prajekan. 2011. Single Bud Planting Model Cenicana. http ://litang-pradjekan.blogspot.com/2011/12/single-bud-planting-model-cenicana. Html. Diakses pada tanggal 9 September 2013.

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) . 2011. Konsep Peningkatan Rendemen Untuk Mendukung Program Akselerasi Industri Gula Nasional. isri@telkom.net

Prasetyo. H. 2013. Identifikasi Potensi Lahan Untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis Tebu Di Wilayah Timur. Politeknik Negeri Jember.

Setyaningrum, Fanny. 2006. Analisis Fungsi Keuntungan Usahatani Tebu PadaLahan Sawah dan Tegal (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Pabrik Gula Semboro Kabupaten Jember). Skripsi.UNEJ, Jember.

Sudiatso, S. 1982. Bertanam Tebu. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi, et al. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori Dan Aplikasi. Edisi Kedua. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sutardjo, RME. 1994. Budidaya Tanaman Tebu. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.`

Sutardjo, E. 1999. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara. Jakarta.

Satuan Kerja Pengembangan Tebu Jatim. 2005. Standar Karakteristik Pertumbuhan Tebu Jawa Timur.
Published
2018-12-23
How to Cite
SUHESTI, Endang. ANALISIS EFISIENSI DAN KEUNTUNGAN USAHA TANI TEBU METODE KONVENSIONAL DAN SINGLE BUD PLANTING (STUDI KASUS DI KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO). CERMIN: Jurnal Penelitian, [S.l.], v. 2, n. 2, p. 173-189, dec. 2018. ISSN 2615-3238. Available at: <https://unars.ac.id/ojs/index.php/cermin_unars/article/view/238>. Date accessed: 26 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.36841/cermin_unars.v2i2.238.
Section
Articles