Potensi Ekonomi Ekosistem Mangrove Di Kabupaten Situbondo
Abstract
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi ekologi ekosistem mangrove di Kabupaten Situbondo. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisa vegetasi dan valuasi ekonomi di ekosistem mangrove pada dua kecamatan yang memiliki hutan mangrove dengan kondisi baik yang masih luas daripada kecamatan lainnya serta berada dekat pemukiman penduduk. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 jenis tegakan yang tumbuh di ekosistem mangrove pada Kecamatan Kendit dan Suboh yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia caseolaris, Avicennia mariana, Avicennia alba, Excoecaria agallocha, Hibiscus tilliaceus dan Barringtonia asiatica. Mangrove di lokasi penelitian secara umum di dominasi oleh Rhizophora apiculata dengan kriteria rusak. Nilai ekonomi total (economic total value) ekosistem mangrove di kecamatan kendit dan suboh yaitu sebesar Rp. 36.871.887.856,25 / tahun (36 Milyar Rupiah/tahun) atau Rp. 81.375.285,69 /Ha/tahun
Downloads
References
Bengen DG. 1999. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor (ID): IPB
BPS. 2017. Luas Lahan Hutan Rakat, Tegakan Bakau Dan Hutan Bakau (Mangrove), 2016. Retrieved September 8, 2018, from https://situbondokab.bps.go.id.
Hanifa A, Pribadi R. Nirwani. 2013. Kajian Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Journal of Marine Research
Harahab N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Hardjosentono, P. 1987. Hutan Mangrove di Indonesia dan Peranannya dalam Kelestarian Sumberdaya Alam. Prosiding Seminar I Ekosistem Mangrove. MAB – LIPI. Jakarta.
Irawan B. 2005. Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya dan Faktor Determinan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi IPB. Bogor (ID): Forum Agroekonomi 23(1): 1-18.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Karminarsih E. 2007. The Use of Ecosystem Mangrove in Minimalize Disaster Impact in Beach Area. Pemikiran Konseptual. Bogor (ID).
Kustanti A, 2011. Manajemen Hutan Mangrove .(Penyunting : Kusmana C) IPB Press. Bogor.
Mayudin A. 2012. Kondisi Ekonomi Pasca Konversi Hutan Mangrove menjadi Lahan Tambak di Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal EKSOS
Noor YS, Khazali M, Suryadiputra INN. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor
Nybaken, J. W. 1989. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologi. PT Gramedia. Jakarta.
Odum EP. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Yogyakarta: UGM Pres. Pearce dan Moran, 1994Santos et. al, 2012
Surianegara, I. dan Indrawan A. 1976. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suzana BOL, Timban J, Kaunang R, Ahmad F. 2011. Valuasi ekonomi sumber daya hutan mangrove di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara.ASE. 7(2):29–38.
Pariyono. 2006. Kajian Potensi Kawasan Mangorve dalam kaitannya dengan Pengelolaan Wilayah Pantai di Desa Panggung, Bulakbaru, Tanggullare, Kabupaten Jepara [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro Semarang.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.